Feeds:
Pos
Komentar
Syamsudin Prasetyo

INILAH.COM, Jakarta – Pohon ek yang berumur 13 ribu tahun diperkirakan menjadi tananan tertua di dunia. Vegetasi ini hidup dengan cara klon unik dan habitatnya di wilayah yang tidak alamiah.

Sebuah tanaman yang mulai hidup di zaman es akhir masih bertahan di tanah kering California.

Para peneliti percaya pohon ek jurupa telah ada sejak sekitar 13.000 tahun sehingga tanaman tersebut adalah yang tertua di dunia.

Ek tersebut terdiri dari komunitas semak-semak kloning dan ilmuwan percaya tanaman tersebut berhasil selamat dari dampak ekstrem perubahan iklim dengan regenerasi.

Pohon ek jurupa yang termasuk spesies Quercus palmeri atau ek palm, ini dinamai Jurupa karena angin jurupa yang seringkali berhembus di bukit di mana ia hidup. Lanjut Baca »

Berita Baru dari Gurun

Anda pasti tahu kaktus. Tanaman berduri asal gurun pasir itu sudah kondang sejak era 70-an sebagai penghias teras rumah. Anda juga pasti tahu nilainya. Kisaran harga tanaman anggota keluarga Cactaceae itu Rp2.500-Rp10.000 per pot. Paling tinggi Rp2-juta, itu pun untuk tanaman yang sudah berumur lebih dari 20 tahun. Echinocactus grusonii alias barrel cactus alias golden ball cactus adalah contohnya.

Sekarang ada perkembangan menarik di dunia kaktus. Tanaman yang terkenal murah meriah itu ternyata kini muncul dengan sosok, corak, dan penampilan baru. Sebut saja Astrophytum myriostigma ‘onzuka’ guadricostatum, Astrophytum myriostigma ‘fukuryu’, dan Webbolnia pectinetera variegata. Onzuka istimewa karena pada areole-tempat tumbuh duri-membentuk huruf V putih. Biasanya V itu muncul di kelompok asterias. Sementara fukuryu, unik dengan tonjolan-tonjolan mirip kerak lava di permukaan kulit. Variegata pada pectinefera memunculkan paduan 3 warna sekaligus: hijau, kuning, dan merah muda.

Harganya pun bisa membuat orang terperangah. Ariocarpus ‘godzilla’ dijual seharga Rp12-juta dan pembelinya terpaksa memasuki daftar tunggu. Contoh lain Ariocarpus fissuratus ‘shiga kikko’ dijajakan dengan harga Rp7,8-juta; Ariocarpus furfuraceus dibanderol Rp7,8-juta. Kaktus asal gurun pasir itu bagi para pemain tanaman hias kini ibarat seteguk air di tengah keringnya bisnis tanaman hias.

Pembaca yang terhormat, harga hibrida-hibrida baru itu diprediksi bertahan lama. Penyebabnya dua: barang sedikit dan pertumbuhan kaktus terkenal lambat, tidak bisa diperbanyak secara massal dalam waktu singkat. Hibrida lama yang murah meriah pun permintaannya ajek dari tahun ke tahun. Dari Lembang, Jawa Barat – pusat kaktus Indonesia – setiap bulan keluar 150.000 pot, menyebar ke seluruh Indonesia.

Geliat bisnis kaktus sekarang memang tidak akan meroket seperti pengalaman booming di era 80-an. Namun, perjalanan lebih dari 20 tahun membuktikan, tanaman yang juga bisa dijadikan sumber makanan dan herbal itu layak dilirik menjadi pilihan bisnis. Permintaan tak pernah putus, tidak terpengaruh tren sesaat, dan harganya pun stabil.

petanibunga.com, 10 Mei 2009

Lidah Naga Super

Dulu, pernah muncul anthurium lidah naga dengan keunikan di ujung daun yang membentuk tekstur membelah mirip lidah reptil. Dengan struktur tubuh normal lebih dari 1 meter, membuat tampilannya semakin aduhai. Lalu, bagaimana jika tampilan anthurium lidah naga ini dibuat minisize? Apakah segarang pendahulunya?

Ukuran tampilan jenis anthurium ini memang relatif lebih kecil dibanding normalnya. Panjang per lembar daunnya kurang lebih 30-40 cm. Uniknya, ini merupakan ukuran maksimal tanaman. Secara keseluruhan tekstur tampilan, anthurium ini sama dengan satu jenisnya. Keunikan bentuk kerdilnya ini, sepertinya mampu menyihir minat setiap orang yang melihatnya. Bahkan, berpengaruh pada harganya yang mencapai Rp 1,2 juta per tanaman.
Kelainan jadi Tren
Siapa mengira, cacat atau kelainan pada tanaman seakan jadi tren setter di dunia tanaman hias saat ini. Padahal tujuan orang merawat tanamannya, agar bisa tampil sehat dan memiliki tampilan yang bagus. Tak ubahnya dengan saat ini, setiap orang berbondong-bondong memburu jenis tanaman yang mengalami kelainan fisik, baik yang disebabkan karena faktor genetik ataupun pengaruh lingkungan. Bahkan antusiasme penggemar tanaman hias ini seakan mengacuhkan harga yang dipatok.
“Ini soal rasa. Sama halnya dengan memahami seni rupa yang tak bisa diukur dengan materi. Kalau klik, kenapa tidak?” tandas Penggemar Anthurium di Semarang, Dodik.
Memang, kalau soal rasa tidak ada alasan untuk mengatakan salah atau benar. Sebab, sifatnya yang cenderung relatif. Perlu digaris bawahi di sini, bahwa untuk kelainan yang dialami pada tanaman sifatnya adalah natural atau alami. Artinya, kelainan atau cacat pada tanaman merupakan hasil dari proses alam – bukan buatan, sehingga karakter yang muncul pun akan terlihat alami, membuat harganya melambung tinggi.
Selain itu, tekstur yang dibuat oleh alam ini peluangnya sangatlah kecil. Tak semua tanaman akan mengalami fase ini. Terlebih, jika kelainan tampilan tanaman disebabkan oleh faktor genetik yang besar kemungkinan tak dapat diubah lagi. Namun kelainan untuk anthurium lidah naga kerdil satu ini, tak hanya disebabkan faktor genetik – dimana bisa membentuk tekstur belah di ujung daun. Tapi juga disebabkan oleh faktor lingkungan – sebagai penyebab kondisinya yang tumbuh kerdil.
Bentuk Kerdil
Proporsi tubuh yang kerdil ini akibat pengaruh lingkungan, terutama oleh faktor penyinaran. Sinar matahari yang berlebih, berpotensi untuk membuat tangkai daun anthurium lidah naga ini tetap tampil pendek, meski tak sesuai dengan usianya. Sebab, proses pertumbuhannya yang terhambat, dimana sel-sel yang ada pada tanaman tak bisa mengalir sempurna sesuai keadaan normal.
Idealnya, untuk jenis anthurium membutuhkan faktor lingkungan yang cukup teduh, dimana terdapat naungan untuk memperlancar siklus pertumbuhan dan pembentukan karakteristik daun. Itu sepertinya tidak diterapkan pada anthurium lidah naga minisize ini. Ia dibiarkan tumbuh dalam keadaan terbuka, dengan memanfaatkan sinar matahari langsung. Pantas saja, jika kondisi batang daunnya kecil, meski tanaman sudah berumur 1 tahun.
Kesimpulannya, untuk kelainan yang disebabkan oleh faktor lingkungan bisa dijadikan eksperimen untuk membentuk karakter tanaman. Namun itu bukan berarti perlakuan seperti ini tak membawa resiko. Sebab, kalau diterapkan secara asal dan tak sesuai dengan aturan, akan berdampak pada kerusakan daun. Lanjut Baca »

TANAMAN HIAS KESEPIAN

PASOKAN BERLIMPAH, HARGA MULAI TERKOREKSI

Pamor tanaman hias anthurium mulai meluntur. Masa booming harga mulai berlalu. Bahkan, harga berbagai anthurium mulai merosot. Di kalangan pebisnis tanaman hias berembus kabar penurunan harga bila dirata-rata mencapai sekitar 40%.

Etje Anggoro, seorang pemain tanaman hias di Pondok Cabe yang sudah berkecimpung di tanaman anthurium sekitar 15 tahun, mencontohkan gelombang cinta sebagai anthurium yang mengalami penurunan harga. Saat ini harga bibit gelombang cinta yang memiliki daun sepanjang 7 cm – 8 cm sekitar Rp 25.000 saja. Padahal di masa booming, bibit gelombang cinta dengan spesifi kasi sama, harganya empat kali lipat dari harga sekarang.

Frankie Handoyo, pemilik stan Taman Anggrek Indonesia, mengakui penurunan harga. Ia menyebutkan, harga anthurium jenis hockery yang daunnya sekitar 5 cm – 10 cm tinggal sekitar Rp 75.000, padahal sebelumnya bisa mencapai Rp 150.000 per pot. Tren tanaman ini sudah mencapai titik balik, ungkap Frankie. Ia menambahkan gelombang pembelian anthurium kini terhenti. Penurunan harga terjadi karena melubernya pasokan barang, ujar Frankie. Lanjut Baca »

KUNCI SUKSES OKULASI

Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pasti sudah banyak yang tahu cara okulasi. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan dilakukan. Harus tahu langkah-langkahnya.

Ada beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi. Yuk, kita simak H. Abdul Ghani, dari Sanggar Buana Flora, berbagi rahasia sukses mengokulasi buah.

1. Memilih mata
Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan mangga, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil.

Sementara untuk tanaman lain, Adung alias Abdul Ghani menyarankan mata yang sama sekali belum bertunas. Untuk mangga dan duren sering diakali dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya? Pangkas habis daun pada pucuk pohon mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Nah, tunas baru itulah yang bisa dipakai.
Lanjut Baca »

Strategi membuat banyak website untuk memperbanyak pasar dilakukan oleh Teguh sejak tahun 2003. Awalnya ia membuat petanibunga.com. Selanjutnya tahun 2005, dibuat toekangboenga.com untuk penjualan adenium. Sementara untuk produk lainnya, seperti aglaonema, anthurium, dan philodendron dibuka – daoenbagoes.com. Sementara untuk pupuk dikembangkan web baru, yaitu tokopupuk.com.
 
Jangan Lupakan Domisili Nurserinya

Dunia maya memang mempesona. Tinggal “klik”, Anda sudah dapat berjuta informasi. Parahnya, kecanggihan teknologi internet ini juga banyak dimanfaatkan sebagai ladang bisnis, tak terkecuali bisnis tanaman hias on line. Namun Anda jangan terkecoh, karena banyak penipuan di bisnis ini.

Bisnis tanaman hias di Tanah Air memang sedang booming. Banyak nurseri bermunculan, mulai dari pedesaan hingga perkotaan. Ditambah, berbagai even tanaman hias marak digelar di berbagai daerah, membuat masyarakat akhirnya ‘terkontaminasi’ dengan hobi tanaman hias.

Bahkan kecanggihan teknologi pun dimanfaatkan oleh beberapa pelaku bisnis tanaman hias untuk menawarkan barang dagangannya secara on line. Dengan janji bla, bla, dan bla, akhirnya bisnis ini pun mencuat ke permukaan menyaingi bisnis nurseri. Bila diamati di beberapa website bisnis tanaman hias on line, koleksi tanaman hias yang ditawarkan pun bervariasi. Ada anthurium seharga ratusan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah, mulai bibitan, anakan hingga indukan. Ada adenium, sansevieria, euphorbia, anggrek, bonsai, pachypodium, stroberi, durian, dan masih banyak lagi.

Pebisnis on line balekembang.blogspot.com, Gusniar alias Bebenbegaul, mengatakan bisnis on line banyak untungnya. Salah satunya adalah bisnis on line tak perlu sewa tempat untuk membangun nurseri, untuk pembayaran websitenya hanya mengeluarkan sekitar Rp 1 juta setiap bulannya, dan tak perlu tempat luas untuk menata tanaman hias.

Beben mengaku, sudah tiga tahun lalu menekuni bisnis ini. Selama ini, konsumen yang sering ia tangani kebanyakan datang dari Banjarmasin, Lombok, Aceh, Palembang, Bekasi, dan Bandung.

“Kami melayani pemesanan secara grosir dan eceran. Hanya kesulitan kami adalah ketika ada konsumen yang komplain, karena pengiriman barang terlambat datang ke kotanya,” ujar Beben. “Pengiriman kan lewat jasa kurir atau distribusi. Jadi, kita tak tahu kendala yang janjinya on time, tapi ternyata molor dari hari yang ditentukan. Klaim dari konsumen masalah keterlambatan di luar jangkauan kita, karena menyangkut kondisi tanaman di tempat konsumen,” lanjutnya.

Komplain itu menurutnya wajar, karena biaya pengiriman barang ditanggung pembeli. Apabila ada konsumen yang memesan barangnya hanya satu jenis, ia pun tetap melayani, selama harga yang ditawarkan disetujui pembeli. Namun pembeli sebelumnya diberi pengertian bila sampai di lokasi barangnya ada kerusakan, itu karena biasanya ada spek khusus, namanya kirim jauh, barang darinya bagus, tapi kalau di kargonya dibanting-banting, maka pembeli tak boleh komplain. Jadi, tentunya konsumen sudah tahu resikonya.

“Bila dihitung-hitung, bisnis on line dengan nurseri keuntungannya hampir sama. On line kan hanya mempermudah sarana komunikasi dengan konsumen atau calon konsumen,” kata Beben.

Hindari Penipuan

Fenomena maraknya bisnis ini, membuat beberapa orang berpikir jahat, dengan membuat website palsu untuk menipu konsumen. Beben punya trik khusus untuk mengantisipasi hal ini, yaitu cek keberadaan nurserinya, agar kita tahu seperti apa kondisi nurseri dan produk tanamannya.

Sementara Teguh dari petanibunga.com mengatakan, konsumen sebaiknya jangan mudah terpesona dengan kehebatan atau kecanggihan websitenya. Itu bisa mengecoh. Lokasi penjual juga tak kalah penting. Jangan hanya karena harga barang yang ditawarkan murah atau penjualnya ramah, Anda melupakan domisilinya.

Website bagus, tak identik dengan bisa dipercaya. Siapa pun bisa membuat website bagus. Paling membuat aman, jika si penjual tanaman ada di internet itu atau dia punya situs sendiri, seperti http://www, bla, bla.com. Bukan menggunakan situs gratisan, seperti geocities. Sebab, bukan tak mungkin dia tiba-tiba bisa kabur meninggalkan situsnya atau kalaupun tidak, situs itu sendiri bisa saja tiba-tiba hilang (meninggalkan pemiliknya beserta kita), karena diblokir.

Nama, alamat, dan nomer telepon si penjual harus jelas. Nomor ponsel saja masih bisa mengecoh, apalagi jika dia menggunakan ponsel pra bayar. Bayangkan bila baik disengaja maupun tidak, dia tak bisa lagi dihubungi hanya karena katanya dia telah mengganti nomor ponselnya. Paling ideal, dia mencatumkan nomer telepon rumah, kantor atau paling sedikit nomer fax yang tak mudah digonta-ganti nomernya.

Dia harus mudah dihubungi. Sedikitnya dia memiliki beberapa nomer telepon yang bisa dihubungi atau ada alamat email. Syukur-syukur dia juga punya alamat Yahoo Messenger (YM) yang selalu on line. Jika ragu, Anda bisa menelepon atau berkirim SMS dulu. Dari itu, sedikitnya Anda bisa tahu sikap salesmanship dan kadar profesionalitasnya sebelum Anda menyimpulkan dia bisa dipercaya.

Tak kalah penting, si penjual harus memiliki kebun, nurseri, showroom/shop atau sedikitnya punya komoditi yang ditawarkan. Adalah buang waktu saja bila kita berurusan dengan makelar atau calo-calo tanaman. Mereka umumnya petualang. Bagaimana cara mengetahuinya? Anda bisa menyuruh rekan atau kenalan Anda di kota si penjual untuk menyelidikinya.

Lokasi penjual tak kalah penting. Jangan hanya karena harga barang yang ditawarkan murah atau penjualnya ramah, Anda melupakan domisilinya. Kalau si penjual tinggal di pelosok yang jauh dari bandara atau dari pusat keberadaan jasa ekspedisi, bisa dipastikan, tanaman yang bakal Anda terima akan runyam. Jelas tanaman dapat diramalkan akan lama di perjalanan, karena tanaman harus singgah beberapa kali transit. [ary] Lanjut Baca »

Seiring tren tanaman hias yang kian meningkat, begonia pun naik kasta. Sempat tak direspon karena keberadaanya yang tersebar di segala tempat umum sampai hutan, kini Begonia kian merias diri. Seiring penggunaan media tanam yang lebih esklusif, yaitu di dalam pot, Begonia pun mulai dilirik orang. Maka jangan heran, selain kian banyak menghias ruang di setiap rumah, beberapa tahun lagi tanaman ini siap diperlombakan. Tak percaya, tunggu saja…
 
Namanya Begonia. Sekilas, beberapa jenis tanaman ini berbentuk agak oval dengan serat yang tegas. Jika melihatnya, kita jadi teringat oleh sosok lidah. Namun bulu daunnya menyerupai permadani yang halus dan tebal laiknya sutera. Maka tak jarang, beberapa penggemar tanaman hias menyebutnya tanaman lidah yang halusnya-sehalus permadani berbahan sutera.

Jika tanaman anthurium dan aglaonema masih berharga tinggi, tak ada salahnya jika Anda mencoba tanaman yang satu ini. Bentuknya imut, namun tetap berkarakter, baik di warna maupun di struktur daunnya yang banyak ditumbuhi rambut halus. Daunnya agak oval, dengan ruas jari-jari yang tegas, dan corak warna yang khas, warna dasarnya di atas dan sebagian lagi merah (di bawah).

Selain berambut, beberapa jenis Begonia yang lain juga terbentuk dengan permukaan daun yang berlilin dan lembut, ada juga yang kasar dan penuh kerutan. Hampir semua Begonia daunnya menghasilkan rizoma yang menjalar ataupun berada di dalam tanah.

Pertumbuhan tanaman ini biasanya menyemak maupun menjalar, ada juga yang tumbuh vertikal. Begonia daun tidak menyukai air yang berlebihan dan sinar matahari langsung. Mereka membutuhkan kondisi yang hangat. Begonia kelompok ini hanya mampu bertahan selama 1-2 tahun. Namun tanaman ini sangat mudah dan cepat diperbanyak.

Begonia merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di hutan-hutan basah atau kadang ditanam sebagai tanaman hias. Begonia bisa tumbuh dengan baik di tempat-tempat lembab, tanah berhumus, dan di tempat yang sedikit ternaungi, mulai dari ketinggian 900 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Biasanya Begonia akan berbunga pada bulan Juni sampai bulan September. Waktu panen yang tepat adalah bulan September hingga bulan November.

Seiring tren tanaman hias yang kian meningkat, begonia pun naik kasta. Sempat tak direspon karena keberadaanya yang tersebar di segala tempat umum sampai hutan, kini Begonia kian merias diri. Seiring penggunaan media tanam yang lebih esklusif, yaitu di dalam pot, Begonia pun mulai dilirik orang. Maka jangan heran, selain kian banyak menghias ruang di setiap rumah, beberapa tahun lagi tanaman ini siap diperlombakan. Tak percaya, tunggu saja…

Perawatan Mudah & Beraneka Warna

Dalam hal perawatan, tanaman ini hanya memerlukan panas dan air yang cukup. Namun jika ingin tanaman Begonia Anda tumbuh maksimal, tak ada salahnya diberi perawatan khusus tak ubahnya tanaman sekaliber anthurium yang harganya mencapai ratusan juta rupiah, bahkan hingga milyaran rupiah.

Pada dasarnya, tanaman yang bibitannya berasal dari kota Malang ini berhabitat asli di alam liar dan hutan belantara. Untuk itu, dalam hal perawatan, tanaman ini sudah biasa bila tidak mendapatkan perhatikan. Bahkan beberapa orang berani mengatakan, bahwa tak dirawat pun tanaman ini bisa tumbuh indah bak permadani. Lanjut Baca »

Anggapan orang selama ini bahwa teknik kultur jaringan sangat sulit dilakukan oleh orang awam dan biayanya sangat mahal tidak betul. Teknologi ini pada awalnya memang hanya dilakukan di kalangan perguruan tinggi dengan menggunakan peralatan yang canggih dan mahal. Tujuan kultur jaringan banyak sekali, diantaranya adalah untuk mendapatkan tanaman bebas penyakit/virus, mendapatkan tanaman yang tahan terhadap stres tertentu (stres kekeringan, stres salinitas, dll). Selain itu juga untuk menyelamatkan tanaman langka agar tidak punah dan juga untuk memperbanyak tanaman dalam jumlah banyak. Tujuan terakhir inilah yang rupanya saat ini menarik perhatian banyak orang.

Di negara-negara tetangga kita, kultur jaringan sudah bukan hal yang asing lagi. Teknologi ini sudah dikenalkan pada para petani sejak lama, sehingga mereka sangat leluasa untuk menghasilkan produk2 tanaman yang berkualitas bagus.

Sekarang ini banyak bibit-bibit tanaman hias hasil kultur jaringan yang masuk ke Indonesia, sebut saja : Aglaonema, anthurium, calladium, anggrek, dll.

Tidak Sulit

Betul sekali apabila dikatakan kultur jaringan tidak sulit. Pada intinya kita hanya melakukan isolasi tanaman, bisa bagian protoplasma, sel, jaringan ataupun organ tanaman yang selanjutnya ditanam dalam kondisi steril di dalam botol menggunakan media buatan. Tanaman dalam botol itulah yang kita pelihara hingga saatnya dikeluarkan dan ditanam di luar.

Kultur jaringan hanya butuh ketelatenan dari yang mengerjakannya, dengan jam terbang yang semakin tinggi maka akan semakin dirasakan bahwa teknik kultur jaringan sama sekali tidak sulit.

Tidak Mahal

Peralatan kultur jaringan seringkali menjadi momok bagi orang awam yang ingin terjun di bidang ini. Menurut mereka, semua alat-alat yang digunakan dalam proses kultur jaringan membutuhkan biaya yang sangat mahal. Anggapan tersebut tidak 100% betul, karena beberapa alat bisa dimodifikasi sehingga dapat diberdayagunakan seperti alat-alat yang canggih dan mahal tsb. Saat ini sudah banyak tersedia di pasaran alat-alat kultur jaringan dengan harga terjangkau, misalnya : dengan uang 1 juta sudah bisa mendapatkan entkas (alat untuk menanam dalam kondisi steril) Lanjut Baca »

Sirih Merah

Sirih merah kini sedang jadi primadona. Daunnya terlihat eksotis dengan warna merah yang mencuri perhatian. Selain indah untuk hiasan, tanaman ini diyakini membawa kebahagiaan, dan bisa menyembuhkan aneka penyakit.

Ternyata, tanaman sirih sangat banyak macamnya. Tak hanya yang berdaun hijau, tetapi juga yang hitam, merah, kuning, bahkan perak. Sekarang, sirih merah (Piper crocatum)-lah yang sedang diburu orang.
Seperti halnya sirih hijau, tanaman sirih merah tumbuh merambat di pagar atau pohon. Ciri khas tanaman sirih merah, batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan bagian atasnya meruncing. Permukan daun mengilap dan tidak merata.
Yang membedakan dengan sirih hijau adalah bila daunnya disobek maka akan berlendir. Seperti sirih hijau, rasa sirih merah pun rasanya pahit getir. Namun aromanya lebih wangi dibandingkan sirih hijau.
Selain bersifat antiseptik seperti sirih hijau, sirih merah juga bisa dipakai mengobati diabetes, kanker, peradangan, hipertensi, hepatitis, dan ambeien. Jika dibuat teh herbal bisa mengobati asam urat, darah tinggi, kencing manis, maag, atau kelelahan. “Saya sudah membuktikan sendiri,” tutur Bambang Sudewa dari Klinik Herbal Center (KHC), Yogyakarta, yang sembuh dari diabetes karena rajin mengunyah sirih merah dan kini memproduksinya menjadi teh herbal.

TEMPAT TEDUH
Tanaman sirih merah lebih suka tumbuh di tempat teduh. Misalnya di bawah pohon besar yang rindang. Bisa juga tumbuh subur di tempat yang berhawa sejuk. “Hanya butuh 60 – 75 persen cahaya matahari, ” tegas pria yang biasa dipanggil Dewo.
Dengan tumbuh di tempat teduh, daunnya akan melebar. Warna merah marunnya yang cantik akan segera terlihat bila daunnya dibalik. Batangnya pun tumbuh gemuk. Bila terkena banyak sinar matahari, batangnya cepat mengering. Sebaliknya bila terlalu banyak kena air akar dan batangnya akan membusuk.
Hal ini diamini oleh Akhief Nastain dari PJ Sekar Kedathon perwakilan Bekasi. “Jika kebanyakan air, tanaman akan mati. Kena panas terus pun akan mati juga. Artinya, jika di pot tidak boleh langsung kena matahari. Sangat baik jika menggunakan penutup (net) sehingga tak langsung kena hujan.”
Budidaya sirih merah bisa lewat pembibitan atau perbanyakan. Bisa melalui stek, cangkok, dan memanfaatkan setiap runduk batang. Bagi para pemula, sebaiknya memilih cara pertama dan kedua. Sedangkan runduk batang bisa dilakukan bila tanaman sirih merah sudah mulai menjalar atau berkembang pesat. Lanjut Baca »

Suka Mengawinkan

Keahlian mengawinkan tanaman adalah buah kecintaan Greg terhadap alam. Sejak kecil Greg memang sangat mencintai alam. Waktu masih bocah, ia punya hobi mengutak-atik tanaman. Pada saat duduk di kelas 4 SD, Greg bahkan memelihara lebah. Lebah itu saya pelihara untuk diambil madunya, kenangnya.

Ketertarikan pada alam saat itu bukanlah turunan dari orang tua. Menurut anak ke empat dari lima bersaudara ini, kegemaran ini ia jalani secara naluriah. Karena ayah Greg adalah seorang montir elektro. Ayah saya montir radio dan reparasi kelistrikan, jelasnya. Sedangkan sang ibu, merupakan ibu rumah tangga.

Ilmu dari alam dan dari buku itu memang bermanfaat. Bahkan saat baru duduk di bangku SMP, Greg sudah mampu menyilangkan pepaya. Saya menyilangkan pepaya burung dikawinkan dengan pepaya semangka (berbentuk bulat), katanya.

Semakin Getol

Begitu masuk SMU, tentu pengetahuan Greg bertambah. Ia mulai menyukai ilmu kimia. Menurutnya, semua pelajaran sains selalu berhubungan satu sama lain. Ia mulai membuat percobaan dengan mencampur bahan kimia. Ketertarikan di bidang sains ini membawa Greg memilih masuk ke jurusan biologi. Saya kuliah Biologi Pertanian di IPB, terang Greg. Saat masuk bangku kuliah pada 1969, Greg semakin yakin bahwa itu adalah jalannya. Bahkan, ia semakin getol menyilangkan tanaman dan buah. Semasa itu, Greg mencoba menyilangkan tanaman jagung.

Keseriusan Greg di dunia tanaman menarik perhatian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kemudian merekrutnya sebagai pegawai. Menurut Greg, yang menariknya ke LIPI adalah Min Rifai. Saya hanya bermodal ijazah SMU, terangnya. Dari situ, keingintahuan Greg terhadap beragam jenis tanaman, cara tumbuh, dan bagaimana sistem reproduksinya semakin berkembang. Di situ, ia juga mulai mempelajari serangga yang membantu reproduksi tanaman.

Greg senang menjadi pegawai di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Soalnya, ia bisa leluasa mengakses laboratorium LIPI untuk mengembangkan penelitian. Sejak mengawali karier di LIPI pada 1973 silam, ia sudah meneliti salak dan tanaman palem. Dari lab LIPI itu, ia bisa menghasilkan beberapa silangan.

Lantaran punya minat cukup besar di bidang konservasi dan pemanfaatan sumber-sumber daya genetik, Greg mendapat banyak tawaran untuk memperdalam ilmu di Inggris. Saat itu saya belum menyelesaikan kuliah di IPB, jelas Greg. Ia baru menggondol predikat sarjana muda dan sedang proses mengerjakan skripsi.

Lantaran tak mau melewatkan peluang mendapat beasiswa, akhirnya Greg memutuskan meneruskan studi ke Inggris meski skripsinya belum kelar. Saya mendapat beasiswa dari British Council, katanya. Pada 1975, ia berangkat ke Inggris untuk mempelajari pemanfaatan plasma nutfah.

Setahun kemudian, Greg berhasil menyelesaikan kuliah di Inggris dan pulang dengan nama baru: Gregori Garnadi Hambali, MSc. Ia langsung menyabet gelar master tanpa harus mengikuti program sarjana S1. Sepulang dari Inggris, pada 1978, Greg mulai mengaplikasikan ilmunya dengan membuat silangan caladium. Sayangnya, jenis ini tidak dapat bertahan lama. Sebab, menurutnya, walau modelnya bagus, tapi bentuk daunnya tidak kokoh alias loyo. Sehingga, dia pun harus terus mengembangkan agar lebih kuat. Namun rekor harga tertinggi caladium ini hanya Rp 50.000.

Suka Talas
Greg juga meneliti tanaman talas. Saya juga mengembangkan soka, kata Greg. Saat mengembangkan soka, ia tidak pernah mengomersialkannya. Dalam benak Greg hanya ada niat mengembangkan tanaman tropis dalam negeri agar lebih komersil. Caranya, dengan menyilangkan tanaman yang semula biasa menjadi tanaman yang luar biasa.

Lantaran idealismenya ini, kadang usaha Greg mengembangkan tanaman jadi terhambat. Maklum, sebagai seorang pegawai negeri, dia harus mengikuti program dari pemerintah. Merasa dikekang kebebasannya, pada 1983, Greg memutuskan keluar dari LIPI. Saya ingin lebih mengekspresikan diri saja, dalihnya.

Cita-cita Greg adalah menciptakan tanaman varietas baru. Ini bukan persoalan gampang. Pasalnya, untuk tujuan ini, ia mengaku kesulitan mendapatkan dana membiayai proyek. Pertama kali, saya, ya, jatuh bangun, ujarnya. Untung, beberapa teman yang mempunyai perhatian terhadap tanaman mau membantu Greg dengan mengucurkan modal. Lanjut Baca »

Anda tengah mencari penghias teras sekaligus obat serbaguna? Sirih merah layak dipertimbangkan. Di balik sosoknya yang cantik, anggota famili Piperaceae itu manjur mengatasi beragam penyakit.

Pada 1990-an sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias oleh para hobiis. Maklum penampilannya memang aduhai. Permukaan daun merah keperakan dan mengkilap saat cahaya menerpa. Baru 2 tahun terakhir Piper crocatum itu ramai dimanfaatkan sebagai tanaman obat.

Secara empiris kerabat lada itu tokcer mengatasi diabetes mellitus, kanker payudara, maag akut, batu ginjal, ambeien, serangan jantung, dan stroke. Menurut Bambang Sudewo, herbalis di Yogyakarta, sirih merah juga dapat mencegah beragam penyakit.

Supaya kesembuhan yang diharapkan cepat datang, pemilihan daun sebagai bahan baku amat penting. Tanaman siap panen minimal berumur 4 bulan. Saat itu sirih merah terdiri atas 16—20 daun. Pada saat itu daun sudah relatif lebar, dengan panjang 15—20 cm. Daun siap petik harus berumur 1 bulan, bersih, dan warna mengkilap. Daun yang dipetik berumur sedang, tidak terlalu tua atau muda, karena kadar zat aktifnya tinggi.

Daun yang subur berukuran 10 cm dan 5 cm. Bila dipegang, daun terasa tebal dan kaku (tidak lemas). “Semakin tua warna daun, semakin tebal. Semakin tebal daun, semakin kaku,” kata Soekardi—pengelola kebun pembibitan tanaman obat di Bogor. Aroma daun tajam dan rasanya pahit. Dalam sepekan panen sekali, tapi bila tanaman rimbun panen setiap hari juga memungkinkan. Hindari memetik daun yang terkena cipratan tanah, terutama pada waktu musim hujan. Lanjut Baca »

Palembang Pasar Anggrek

Warga Palembang semakin banyak yang menyukai hobi menanam dan merawat anggrek. Tren tersebut menyebabkan pasar tanaman anggrek di Palembang yang merupakan salah satu kekayaan flora dari Indonesia meningkat dibandingkan dengan kota besar lain di Indonesia.

Menurut Ketua Harian DPC Perhimpunan Anggrek Indonesia (API) Kota Palembang, Sulastri, Jumat (9/5) di sela persiapan pameran anggrek di Kambang Iwak, jumlah penggemar tanaman anggrek di Palembang saat ini sedang memuncak.

Kondisi tersebut menyebabkan Palembang menjadi target pasar untuk tanaman anggrek dari luar Palembang.

”Bisnis anggrek di Jawa mulai jenuh karena semakin banyak orang yang berbisnis anggrek. Budidaya anggrek dalam pot di Palembang belum ada, budidaya baru dalam skala rumah tangga atau budidaya anggrek potong di tanah. Untuk budidaya dan perdagangan anggrek, kami masih kalah dibandingkan Lampung,” ujarnya.

Sulastri mengungkapkan, penggemar anggrek di Palembang terdiri dari penghobi tanaman hias, pengusaha budidaya anggrek, dan para pedagang tanaman hias yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Saat ini, DPC API Kota Palembang sedang mendata jumlah anggotanya. Lanjut Baca »

Inilah keluarga tanaman hias yang diyakini sudah ada sejak 30-juta tahun lalu. Ratusan tahun silam mereka dimanfaatkan sebagai sumber makanan, serat, dan acara seremonial. Kini mereka-neoregelia, nidularium, vriesea, guzmania, dan cryptanthus- menjadi tanaman hias terpopuler sejagad. Bentuknya mirip satu sama lain dan sering disebut dengan satu nama: bromel.

Lima tanaman hias nan cantik dari keluarga nanas-nanasan itu memang mirip. ‘Sulit membedakannya, pertumbuhan daun mirip nanas. Namun, sosoknya cantik karena daun berwarna,’ kata Lanny Lingga, praktikus tanaman hias di Cipanas, Bogor. Ciri khas neoregelia ialah tangki air yang terletak di tengah-tengah tanaman. Tepatnya, di celah di antara 2 daun terakhir yang tumbuh.

Tangki air itu berfungsi sebagai pemasok air dan hara bagi neoregelia. Itu karena tangki air berhubungan langsung dengan batang. ‘Karena itu serapan hara dari tanah atau media kecil sekali. Neoregelia baru menyerap hara dari bawah bila tangki air minim hara,’ kata Lanny. Pada anggota keluarga bromelia yang lain-kecuali vriesea-tak ada tangki air. Yang ditemukan ialah air yang terperangkap pada celah-celah daun yang longgar.

Pada neoregelia susunan antardaun sempit dan rapat sehingga air yang terperangkap sedikit. Ciri lain dari neoregelia ialah bunga muncul di tengah. Karena tangkai bunga pendek, maka posisi bunga seperti terendam tangki air. Neoregelia juga memunculkan anakan dari samping, bukan dari ketiak daun atau berupa stolon.
Nidularium

Nidularium kerap disebut saudara kembar neoregelia. ‘Kita sering sebut mereka bromel saja,’ kata Anshori, pemilik nurseri Zikita, di Jakarta Selatan. Saking dekatnya kekerabatan keduanya, neoregelia dan nidularium dapat saling menyerbuki. Turunan dari neoregelia dan nidularium disebut niduregelia. Lanjut Baca »

Bonsai Mame

Imutnya Bonsai Ukuran Mini
Bonsai memang jadi satu minatur dari pohon besar. Namun ada juga bonsai yang mempunyai ukuran mini atau yang sering disebut mame. Cukup mengherankan, terutama di kalangan awam, tapi bentuknya yang kecil, membuatnya jadi imut dan lucu untuk dimiliki.

Dalam kontes, ukuran tanaman jadi perbedaan kelas penilaian untuk membedakan yang besar dan kecil. Ada empat kategori yang diambil, yaitu extra large dengan ukuran tinggi 101-150 cm, large 61-100 cm, medium 1-60cm, small 16-30 cm, dan kelas mame 0-15 cm.

Dilihat dari penghobi, hampir semua kelas mempunyai banyak peminat, karena masing-masing pebonsai punya karakter berbeda, sehingga kesenangan dan kreatifitas yang dihasilkan tentu tak sama. Begitu juga dengan ukuran hasil jadi yang akan ditampilkan.
Penghobi bonsai pemula, biasanya memang ingin cepat menikmati keindahan bonsai. Alternatif paling mudah, yaitu membuat bonsai dengan ukuran mini/mame. Waktunya relatif lebih cepat, dimana hasil jadi bisa terlihat antara 1-2 tahun. Bonsai mungil itu akan jauh lebih menarik bila dipadukan pada pot artistik.
Untuk membuat bonsai mame harus diperhatikan 4 faktor dasar, yaitu lingkungan yang diinginkan, pemilihan gaya, memilih bakalan, dan pembentukan. Memang dilihat dari bentuknya, bonsai mame mempunyai keunikan lebih. Sebab dengan ukuran kecil, tapi sudah memperlihatkan karakter bonsai. Salah satunya ketuaan batang, dimensi, dan arah gerak batang serta cabangnya. Hampir semua jenis tanaman bisa diolah jadi bonsai kelas mame.
Secara struktur, tanaman kecil memang menawarkan satu bentuk yang lucu dan menggemaskan. Lihat saja dari ukuran yang tak lebih besar dari satu buah helm. Cabang yang keluar juga punya karakter kuat, seperti ukuran besar. Sebab, meski berukuran kecil arah gerak batang cabang dan ranting serta struktur tanaman sudah lengkap.
Memang, sebagai bonsai berapapun ukurannya harus tetap memperhatikan kaidah dasar tanaman ini, termasuk kelengkapan struktur dan gerakan yang dimiliki. Di situ, memang akan terjadi perbedaan ukuran yang jauh bila disandingkan ukuran extra large. Itu terlihat bahwa mame seperti jadi anak yang baru lahir.
Meski mempunyai ukuran kecil, tapi jangan harap harga yang ditawarkan juga kecil, bahkan cenderung lebih mahal. Sebab, untuk perlakuan dan perawatannya sama dengan bonsai dewasa, sehingga harga jual juga menyesuaikan.
“Bonsai mame yang sudah jadi paling tidak bisa lebih dari Rp 1 juta,” tandas Mulyono, Sekretaris Perkumpulan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) Pamekasan Madura.
Meski berukuran kecil, tetap saja sebagai satu karya seni yang harus mendapatkan apresiasi. Dengan ukurannya yang kecil, maka perlakuannya akan semakin rumit, terutama saat wiring (pengkawatan). Apalagi yang dihasilkan oleh tangan maestro bonsai, harga jual jelas lebih fantastis.
Dari Hasil Stek
Dari sejarahnya, memang bonsai mame bisa dibuat dari bibitan maupun bakalan. Namun saat ini, hampir sebagian besar jenis mame merupakan produk stek dari bonsai yang berukuran lebih besar, bukan dari bibit. Selain lebih mudah, cangkok sudah mempunyai gerakan dasar dari indukan.
Langkah ini banyak dilakukan oleh penghobi bonsai yang mempunyai banyak koleksi dan terus melakukan kreasi. Di situ, dalam melakukan perombakan bonsai pasti ada 1-2 cabang atau ranting yang harus dipotong untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
“Daripada dibuang, mending dicangkok jadi mame,” imbuh Soelistyo Sidhi, Penghobi Bonsai di Sidoarjo Jawa Timur (Jatim).
Di lokasi kebunnya, koleksi mame cukup banyak dan hampir seluruhnya dari hasil cangkok. Tapi meski dari cangkokan, mame tetap membutuhkan bentuk baru yang disesuaikan dengan pot dan alur batang dan cabang yang dimiliki, sehingga tetap harus ada proses pengkawatan dan tentunya pemotongan daun maupun bagian tanaman lainnya.
Caranya tidak sulit dan tidak lama, tinggal melihat bagian mana yang hendak dipotong. Setelah mendapatkan posisi yang tepat, tinggal menumbuhkan akar dengan membungkus media tanam. Setelah muncul akar, tinggal dipotong dan dimasukkan dalam pot yang mempunyai ukuran seimbang.
“Memang mudah, tapi hasilnya belum tentu bagus,” tandas Soelistyo.
Karena potongan yang diambil bisa disebut sebagai limbah dari bonsai ukuran besar yang tak diinginkan, jadi bentuknya bisa beragam. Di situ, perlakuan yang dilakukan juga berbeda. Seperti halnya membentuk bonsai baru, maka hasil stek dianggap sebagai bakalan yang bisa baik dan bisa juga jelek. Lanjut Baca »