Buah durian memang manis dan nikmat, bukan hanya bagi penikmatnya atau konsumennya. Buah dengan kulit berduri itu juga memberikan kenikmatan bagi produsennya.
Buah durian memang manis dan nikmat, bukan hanya bagi penikmatnya atau konsumennya. Buah dengan kulit berduri itu juga memberikan kenikmatan bagi produsennya.
Durian merupakan salah satu buah tropika yang memiliki nilai komersial tinggi. Pada 1993 produksi durian di Indonesia tercatat 228.668 ton dan meningkat menjadi 459.007 ton selama 1997.
Tak usah heran, karena potensi usahanya yang cukup baik, pemerintah melalui Departemen Pertanian terus meluncurkan varietas baru misalnya keluarnya Kepmentan No. 865/Kpts/ TP.240/ 11/98 tentang pelepasan durian lokal soya sebagai varietas unggul dengan nama durian soya.
Kemudian, banyak daerah mulai mengembangkannya. Misalnya di Kabupaten Agam dan Padang Pariaman di Sumatra Barat dikembangkan tanaman buah durian mencakup luasan 2.609 hektare yang mampu memproduksi sekitar 11.069 ton.
Hasil produksi buah durian biasa dikonsumsi dalam keadaan segar, untuk industri pengolahan makanan maupun industri obat-obatan.
Dalam industri pengolahan makanan, durian bisa digunakan a.l. untuk bahan pembuatan sirup, permen, juice, jelly.
Begitu juga di Kabupaten Tranggalek. Untuk menggairahkan denyut perekonomian, daerah ini mulai mengembangkan alternatif tanaman perkebunan lainnya untuk tujuan ekspor selain seperti jamur, salak, manggis, juga durian.
Kabupaten Sukabumi pun tidak ketinggalan. Dari 53.311 ha areal untuk buah-buahan, sekitar 759,5 ha di antaranya oleh Pemkab Sukabumi dijadikan areal tanaman durian.
Demikian pula dengan Kabupaten Penajam Paser Utara yang terbentuk pada 10 April 2002 bersama dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 7/2002 tentang pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pemda mengumumkan tentang peluang investasi di kabupaten itu. Dari sekian banyak sektor seperti penyediaan alat mesin pertanian pra dan pascapanen untuk komoditas padi dan jagung, penampungan hasil komoditas padi dan jagung, durian juga menjadi salah satu komoditas yang ditawarkan di sektor tanaman hortikultura.
Besarnya potensi durian pun diperlihatkan dalam agribisnis. deptan go.id-hasil kerja sama Deptan dengan indotradezone. com-melalui email (dari Australia) seorang bernama Andy mengungkapkan dirinya mencari produsen yang mampu memasok durian ke Australia.
Durian Monthong
Dari sekian banyak durian yang kini tengah tren di pasar adalah durian Monthong. Menurut seorang praktisi pertanian, F. Rahardi, si bantal emas (golden pillow) adalah julukan bagi durian monthong asal Thailand.
Disebut bantal emas karena daging buahnya sangat besar dan tebal seperti bantal dan berwarna kuning keemasan. Adapun bijinya kecil-kecil dan kempes.
Kerabat Durio Zibethinus ini berasal dari Kalimantan Barat. Thailand hanya melakukan pemuliaan. Sekarang buah ini menjadi andalan ekspor negara tersebut.
Seorang teman bisnis pernah bertanya, “Menanam durian sampai puluhan hektare, siapa yang mau makan?” Pertanyaan ini pula yang selalu diajukan bank ketika menghadapi nasabah.
Padahal, menurut perhitungan kasar, pasar Indonesia masih mampu menyerap hasil pengembangan durian monthong sampai 100.000 hektare.
Musim durian berkisar antara Desember-Januari. Adapun Thailand sekitar Mei-Juni. Jadi, bisa saling mengisi.
Pendapatan para petani durian juga cukup besar. Kalau harga buah Rp20.000/kg, tiap hektarenya akan menghasilkan (kotor) sampai Rp500 juta per tahun. Dengan catatan, yang ditanam jenis durian Monthong. Sebab, varietas inilah yang sudah dikenal di pasar internasional.
Malaysia mengembangkan D 24. Bentuk durian Malaysia ini lebih kompak, ukurannya lebih kecil, daging buahnya juga kuning keemasan. Namun, ketebalannya masih kalah dengan si bantal emas.
Indonesia selama ini selalu menganggap rasa durian monthong masih kalah dengan varietas unggul nasional seperti sukun, petruk, sunan, hepe.
Tapi, durian-durian tersebut lemah dalam ketahanan kulitnya. Dalam kondisi tua, durian-durian kita hanya tahan tiga hari lalu pecah di bagian ujungnya. Di sinilah durian monthong dan D 24 memiliki keunggulan karena bisa tahan sampai lebih dari seminggu.
Varietas lokal kita yang paling tahan lama hanyalah cimahpar yang oleh Menteri Pertanian dilepas dengan nama Matahari. Namun, untuk pengembangan secara massal, ketersediaan benihnya masih menjadi masalah.
Maka, alternatif paling aman untuk pengembangan hanyalah si bantal emas. Varietas ini juga terbukti adaptif terhadap faktor agroklimat. Di Indonesia, durian jenis ini berhasil dikembangkan di kawasan Bogor, Jawa Barat, yang curah hujannya tinggi. (lebih…)