karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |
tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terima pindahan dari PTN/PTS lain |
MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU PEMERINTAHAN |
022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net
Oleh: Soenartono Adisoemarto
Yayasan NATURINDO dan Kelompok Kerja Inisiatif Nasional Taksonomi Indonesia
(Pokja INTI), Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
Biota dunia sangat beraneka ragam dalam macamnya, dan untuk memudahkan pengelolaannya, manusia telah mengelompokkannya dalam suatu klasifikasi. Pengelompokan ini dimungkinkan karena unit-unit biota mempunyai hubungan kekerabatan sebagai hasil perkembangan evolusi hayatinya. Dampak dari perkembangan ini memudahkan pengelompokan unit-unit biota kedalam kategori yang sesuai peringkat atau hierarkinya. Penentuan hierarki ini penting, oleh karena itu diperlukan suatu upaya pemahamannya. Pengetahuan terhadap ketentuan hieraki saja belum cukup, karena kategori yang tersusun mengikuti hierarkinya harus dikenal dengan namanya. Oleh karena itu pengaturan nama unit-unit biota juga penting untuk diketahui.
Secara baku dan berlaku pada taraf universal telah disusun aturan dalam klasifikasi untuk unit-unit biota alami, artinya yang tidak mendapat perlakuan oleh manusia. Sebagai contoh, secara alami dikenal spesies-spesies padi yang telah disusun dalam klasifikasi baku dalam Genus Oryza (Tabel 1). Pengenalan terhadap susunan ini berlangsung secara taat asas untuk seluruh dunia. Dari spesies-spesies ini, dua di antaranya telah dikembangkan oleh manusia, yaitu O. sativa dan O glaberrima, sehingga di dalam masing-masing spesies ini telah terbentuk unit-unit dengan bermacam-macam peringkat yang tidak selalu menunjukkan kategori baku. Kategori atau kelompok unitnya menduduki hierarki yang tergantung pada hasil perlakuan manusia terhadap unit-unit yang bersangkutan. Telah dikenal padi rojo lele, bareh solok, bengawan, cisadane, IR 56, “si empat” dan lain-lainnya, tetapi apakah padi-padi tersebut menduduki hierarki yang sama? Kategori apa yang telah ditetapkan untuk unit-unit tersebut pun belum didasarkan aturan yang baku.
Hal yang sama terjadi pula pada unit biota lainnya, misalnya jagung, gandum, kedelai, buah-buahan seperti mangga, rambutan, durian, dan duku. Pada hewan dan ternak permasalahan seperti ini pun ditemui. Permasalahan ini terjadi karena perkembangan keanekaragaman unit-unit yang terbentuk itu tidak disebabkan oleh proses alami, tetapi secara artifisial, sepenuhnya tergantung campur tangan manusia. Agar permasalahan ketentuan peringkat dan pengenalan kategori di bawah spesies dan nama masing-masing unit yang bersangkutan itu dapat dipastikan, diperlukan suatu cara untuk melakukan pemastiannya.
(lebih…)
Read Full Post »