Banyak petani sayur kubis-kubisan me¬ngalami gagal panen. Bahkan di antaranya bangkrut karena serangan penyakit cendawan Akar Gada (Plasmodiophora Brassicae). Bagaimana mengatasinya?
Akar Gada mampu bertahan sampai 10 tahun di lahan pertanian sayur dengan cara membentuk spora jika tidak ada media berkembangbiaknya. Begitu juga beberapa penyakit yang menyerang tanaman kentang.
Di Indonesia, penyakit ini menyebabkan kerusakan pada kubis-kubisan sekitar 88,60% dan pada tanaman caisin sekitar 5,42−64,81%. Kerugian yang disebabkan oleh Akar Gada pada tanaman kubis-kubisan di Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Asia, dan Afrika Selatan mencapai 50–100%. Di Australia, patogen ini menyebabkan kehilangan hasil sekitar 10% hasil pertanian tiap tahun dengan kehilangan pendapatan sebesar US$13 juta.
Gejala infeksi akibat serangan patogen ini adalah daun-daun tanaman layu jika hari panas dan kering, kemudian pulih kembali pada malam hari, serta kelihatan normal dan segar pada pagi hari. Jika penyakit berkembang terus, daun-daun menjadi kuning, tanaman kerdil, dan mungkin mati atau hidup merana.
Pembengkakan akar merupakan ciri khas penyakit Akar Gada. Besar dan letaknya bergantung pada spesies inang dan tingkat infeksi. Akar yang membengkak akan makin besar dan biasanya hancur sebelum akhir musim tanam karena serangan bakteri dan cendawan lain (www.pustaka-deptan.go.id).
Di Kebun Percobaan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berlokasi di Pasir Sarongge Cianjur, telah dilakukan uji coba efektifitas Bio-EXTRIM menangkal Akar Gada. Dari tujuh produk yang sedang diujicobakan, Bio-EXTRIM (Pupuk Hayati Majemuk Cair) memberikan hasil yang terbaik dalam pengembalian kesuburan tanah, pelonjakan hasil panen, dan ketahanan terhadap serangan penyakit Akar Gada.
Perlakuan yang dilakukan untuk keberhasilan itu yakni penyemprotan 3 liter/ha pada pratanam dan penyemprotan dengan dosis 3 ml/liter air/minggu. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan terhadap serangan Akar Gada, yang biasanya membentuk spora bahaya laten, maka sangat logis jika lahan pertanian disterilkan dengan Bio-EXTRIM dari resiko serangan penyakit Akar Gada.
Sinartani.com, 12 Januari 2010
Tinggalkan komentar