Sebuah riset di Institut Pertanian Bogor menemukan bahwa tanaman Kamandrah (Croton Tigliun L) yang banyak ditemukan di Kalimantan Tengah berkhasiat multiguna bagi kesehatan, salah satunya mengatasi sembelit.
Berdasarkan penelitian Saputera, mahasiswa S3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB yang dipublikasikan di Bogor, Senin, kamandrah memiliki senyawa aktif sebagai bahan laksatif.
Laksatif, kata Saputera, adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus.
Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus sebelum operasi dilakukan, katanya dalam publikasi penelitian sekaligus pengajuan disertasinya berjudul ‘Karakteristik Biji Kamandrah dan Pengembangan Teknologi Proses Ekstrak Terstandar Sebagai Bahan Laksatif’.
Dalam riset itu, promovendus Saputera berada di bawah komisi pembimbing yang terdiri atas Prof Djumali Mangunwidjaja, Dr Sapta Raharja, Leonardus B.Kardono, PhD, dan Dr Dyah Iswantini.
Ia merujuk pada Dictionary of Natural Products yang menyebutkan bahwa tanaman kamandrah mengandung beberapa senyawa bahan aktif yang digunakan dalam fitofarmaka seperti minyak croton, sapium, crotonosida.2- hidroxiadenosin, isolate aglikon kamandrah.
Minyak croton dan sapium, kata staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya itu, juga berguna sebagai obat tumor.
Dari hasil penelitian yang dilakukannya, Saputera memprediksi senyawa aktif laksatif dalam kamandrah adalah tetradecanoic acid yang sinonim dengan myristic acid.
Ia menyebutkan, dosis efektif biji kamandrah sebagai bahan laksatif yang dilakukan pada hewan uji mencit yaitu 0.06 mililiter per 30 gram berat badan mencit (5,35 gram per kilogram berat badan mencit).
Ia merancang produk akhir ekstrak terstandar dan merekomendasikan berbentuk kapsul berdosis 11.08 miligram per kilogram berat badan (9.86 miligram per kilogram berat badan).
Menurut Saputera, kamandrah, tumbuhan yang berdaun hati mirip sirih, berbiji sebesar mahkota dewa ini, juga ditemukan di berbagai daerah di luar Kalteng.
Masyarakat Sumatera Barat menyebut kamandrah sebagai simakian, cekaren (Jawa), reoengkok (Sumatera Utara), semoeki (Ternate), Kowe (Tidore).
Disebutkannya bahwa biji kamandrah (Croton tigliun L) mengandung stearin, palmitin, olein, dan berbagai macam senyawa lemak. Kandungan minyak croton yang terdapat dalam bijinya sekitar 53-56%.
Multiguna
Kamandrah memiliki khasiat multiguna. Akarnya berkhasiat sebagai obat demam dan daunnya untuk urus-urus.
Sebagai obat urus-urus, dipakai sekitar 10 gram daun kamandrah, dicuci dan disaring dengan satu gelas air matang. Hasil saringannya diminum sekaligus.
Irisan bijinya seberat 1-2 gram dapat digunakan sebagai obat pencahar.
Untuk mengobati perut kembung, biji kamandrah dibakar dan digiling, dibalur pada bagian perut.
Daun tanaman ini juga bermanfaat sebagai obat penurun panas. Kamandrah dihancurkan memakai air, kemudian dibalur ke seluruh tubuh.
Setelah memaparkan risetnya, Saputera dinyatakan lulus dan menjadi doktor baru di lingkungan IPB.
INILAH.COM, 10/03/2008
Tinggalkan komentar