Lokasi Usaha
Lokasi usaha pembibitan tanaman buah-buahan dipengaruhi oleh faktor ketersediaan air sepanjang tahun dan ketersediaan pohon induk penghasil mata tempel untuk batang atas dan biji untuk batang bawah. Ketersediaan air mutlak diperlukan untuk pembibitan karena bibit tanaman sangat memerlukan air untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Penangkar bibit umumnya mempunyai sendiri pohon induk penghasil mata tempel sedang biji batang bawah diperoleh dari pedagang biji atau penangkar membeli dari petani buah di sekitar lokasi usaha pembibitan
Fasilitas Produksi dan Peralatan
Fasilitas produksi usaha pembibitan tamanan buah-buahan yaitu lahan pembibitan, biasanya berada pada lahan terbuka seperti di sawah dan showroom yang terletak di tepi jalan raya, terpisah dari lokasi pembibitan. Luas showroom biasanya kecil hanya lebih kurang 10% dari lokasi pembibitan. Showroom merupakan bangunan tempat memamerkan bibit tanaman buah, biasanya berupa dangau tanpa dinding yang beratapkan daun kelapa dengan rangka terbuat dari bambu.
Fasilitas produksi lainnya yakni kebun buah yang berfungsi sebagai pohon induk penghasil mata tempel dan juga dapat berfungsi sebagai sumber mata pencaharian tambahan. Pohon induk tersebut adalah pohon induk (tanaman buah) yang telah diobservasi dan varietasnya telah dilepas oleh Menteri Pertanian serta layak sebagai penghasil mata tempel. Kelayakan pohon induk penghasil mata tempel meliputi keadaan pohon induk dan perkiraan jumlah mata tempel. Pohon tersebut merupakan pohon induk utama yang akan diperbanyak secara vegetatif dan sumber penghasil mata tempel atau bahan sambung untuk perbanyakan selanjutnya.
Pohon induk yang dimiliki penangkar berjumlah banyak, sebagai contoh jumlah pohoh induk yang dimiliki salah satu penangkar di Kecamatan Sawan terdiri dari 20 pohon durian Kani, 3 pohon mangga Arumanis, 4 pohon mangga Lalijiwa dan rambutan masing-masing 5 pohon untuk Binjai, Rapiah dan Lebak Bulus. Ada pula penangkar di Kecamatan Kabutambahan yang memiliki 50 pohon induk mangga terdiri dari 40 pohon mangga Arumanis dan 10 pohon mangga Lalijiwa. Mata tempel yang diproduksi tergantung dari umur pohon, besarnya kanopi/luas tajuk tanaman dan kesuburan tanah. Untuk pohon yang berumur 5-6 tahun dan luas kanopi/tajuk 2-3 m dapat menghasilkan lebih kurang 3000 mata tempel.
(a) |
(b) |
Foto 4.1. Pohon induk tunggal yang digunakan penangkar sebagai sumber mata tempel (a) Pohon induk durian Kani (b) Pohon induk rambutan Lebak Bulus. |
Peralatan yang digunakan untuk pembibitan tanaman buah-buahan adalah peralatan standar yang digunakan untuk berkebun. Adapun peralatan yang digunakan oleh penangkar bibit mencakup peralatan berkebun dan okulasi (cangkul, gunting, pisau, hand sprayer) dan peralatan panen yakni pendongker dan karung atau keranjang
.
(a) |
(b) |
Foto 4.2. Peralatan untuk okulasi dan pendongker: (a) Gunting (atas) dan pisau okulasi (bawah) peralatan penting untuk okulasi, (b) Pendongker, alat yang digunakan untuk mengambil bibit pada saat panen |
Bahan Baku
Bahan baku dalam usaha pembibitan tanaman buah-buahan adalah mata tempel untuk batang atas dan biji untuk batang bawah. Mata tempel untuk batang atas harus lulus sertifikasi dari Instansi Penyelenggara Sertifikasi dan berasal dari pohon induk yang telah diobservasi dan telah dilepas varietasnya oleh Menteri Pertanian (Foto 4.1).
Biji atau seedling yang digunakan sebagai batang bawah harus berasal dari pohon induk yang telah dideterminasi oleh Instansi Penyelenggara Sertifikasi dan dinyatakan layak sebagai pohon induk/penghasil benih sumber. Pohon induk tersebut harus jelas varietasnya, telah direkomendasikan sebagai penghasil batang bawah dan telah terdaftar di Instansi Penyelenggara Sertifikasi, diketahui lokasinya, mempunyai batas-batas/daerah yang jelas dan diberi identitas. Akan lebih baik lagi apabila pohon induk tersebut terisolasi dari pohon lainnya yang sejenis. Pohon induk tersebut dapat berasal dari biji (hasil perbanyakan generatif) atau dari hasil perbanyakan vegetatif.
Biji yang digunakan untuk batang bawah adalah biji mangga Sanih, rambutan Si Nyonya dan durian Kerikil. Syarat biji yang dipakai adalah perakaran yang kuat dan menyebar merata, kompatibel dengan batang atas, tahan terhadap organisme pengganggu tanaman, mempunyai daya adaptasi yang luas, tidak berpengaruh buruk terhadap kuantitas dan kualitas buah.
Kebutuhan mata tempel dalam usaha pembibitan tanaman buah-buahan dapat berasal dari kebun buah milik penangkar, namun seiring dengan berjalannya waktu jumlah mata tempel yang tersedia semakin menipis sehingga penangkar membeli dari luar kebunnya. Sedangkan kebutuhan biji untuk batang bawah penangkar umumnya membeli biji dari pedagang biji atau penangkar membeli langsung ke petani buah.
Sarana produksi yang digunakan adalah plastik, keranjang/polybag/karung, pestisida, pupuk urea dan pupuk kandang. Penangkar umumnya tidak memperoleh kesulitan dalam memperoleh sarana produksi, karena ketersediaan sarana produksi di wilayah ini melimpah
Tenaga kerja
Tenaga kerja yang bekerja pada usaha pembibitan tanaman buah-buahan umumnya dapat digolongkan menjadi tenaga kerja tetap yang merupakan anggota keluarga dengan jumlah tenaga kerja sekitar 8 orang dan tenaga kerja tidak tetap yakni masyarakat sekitar dengan jumlah tenaga kerja berkisar antara 15-20 orang.
Tenaga kerja tetap/keluarga biasanya melibatkan kedua orang tua dan anak-anaknya yang telah dewasa. Selain tenaga kerja keluarga juga digunakan tenaga kerja tidak tetap/borongan yang berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja keluarga digunakan untuk kegiatan pemasaran seperti menjaga showroom dan kegiatan pengolahan tanah, pembuatan bedengan/guludan, penanaman biji/penyemaian dan pemeliharaan tanaman, sedangkan tenaga kerja borongan biasanya untuk kegiatan okulasi, pendongkeran dan pengangkutan bibit ke showroom
Teknologi
Pembibitan tanaman buah-buahan umumnya dilakukan selama setahun (satu musim tanam). Budidaya pembibitan tanaman buah-buahan dapat dibagi dua teknik yaitu pembibitan di polybag dan pembibitan secara konvensional yakni pembibitan di lahan. Tahap pembibitan di polybag adalah sebagai berikut :
- Persiapan media tanam : media tanam yang digunakan sangat beragam. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu penangkar bibit di daerah Bogor, media tanam yang digunakan adalah campuran serbuk kayu atau kompos, pupuk kandang dan guano, dengan perbandingan 1:1:1 satuan volume. Media tanam tersebut dicampur merata dan dimasukkan ke dalam polybag bervolume sekitar 40 liter. Polybag diletakkan di bawah naungan seperti di bawah paranet atau di bawah pohon besar.
- Persiapan bibit batang bawah : biji untuk batang bawah disemaikan dulu di bedengan, sesudah biji berkecambah, tiap-tiap bibit ditanam di polybag yang telah tersedia, satu bibit satu polybag.
- Okulasi : sesudah bibit batang bawah berumur 4–6 bulan dapat dilakukan okulasi. Setelah 4–6 bulan berikutnya atau sesudah daun tanaman okulasi tua (warna daun hijau tua) bibit sudah dapat dijual.
Teknik pembibitan di polybag memiliki keuntungan yaitu waktu okulasi tidak mengenal musim, lebih mudah dilakukan, efektif dan cepat menghasilkan bibit jual. Kendalanya, teknik pembibitan ini membutuhkan biaya yang lebih banyak.
Teknik pembibitan yang lain adalah teknik pembibitan secara konvensional yakni pembibitan di lahan terbuka seperti sawah. Teknik ini banyak dilakukan oleh penangkar di daerah Buleleng. Keuntungan teknik ini adalah biaya yang diperlukan lebih murah, sedang kendalanya adalah pada saat okulasi yang hanya dilakukan saat musim-musim tertentu saja.
Pembibitan tanaman buah-buahan di daerah survei (Buleleng) masih secara konvensional dan terbatas pada pembibitan durian, mangga dan rambutan. Hal ini dikarenakan ketersediaan pohon induk penghasil mata tempel yang terbatas pada durian Kani; mangga Arumanis dan Lalijiwa; rambutan Binjai, Lebak Bulus dan Rapiah.
Teknik pembibitan ini didapatkan penangkar tidak secara turun-menurun tetapi belajar sendiri dan atau dari pembinaan/pelatihan Dinas Pertanian setempat. Pada Gambar 4.1. di bawah ini dijelaskan tentang teknik budidaya bibit tanaman buah-buahan mulai dari pengolahan tanah dengan bajak hingga panen atau transplanting bibit.
Tahapan-tahapan pembibitan tanaman buah-buahan terdiri dari pengolahan tanah, pembuatan guludan/bedengan, penyemaian biji batang bawah, pemeliharaan, okulasi, pemeliharaan dan panen. Berikut akan diuraikan tahapan-tahapan dalam teknik budidaya pembibitan buah-buahan :
Gambar 4.1. Teknik budidaya dalam usaha pembibitan tanaman buah-buahanPengolahan tanah dengan bajak
Tanah yang digunakan untuk usaha pembibitan tanaman buah-buahan pada wilayah ini merupakan bekas pertanaman padi, sehingga tanah harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan tanah biasanya dilakukan pada bulan Desember/Januari. Sebelum pengolahan tanah, lahan diairi terlebih dahulu agar mudah dibajak. Kemudian tanah dibajak dengan menggunakan sapi/kerbau. Pada jenis tanah ringan, pembajakan dilakukan satu kali saja, sedangkan pada tanah berat, pembajakan dilakukan dua kali dengan jangka waktu satu minggu. Setelah dibajak, tanah didiamkan selama seminggu agar air berkurang.
Pembuatan bedengan atau guludan
Dalam membuat bedengan tanah dicangkul terlebih dahulu sedalam 20-30 cm. Hal ini dimaksudkan agar tanah menjadi gembur dan rata. Bedengan yang dibuat berukuran lebar 40-50 cm dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan 30-40 cm. Panjang bedengan tergantung dari luas areal kebun. Bedengan dibuat memanjang dari timur ke barat agar mendapat banyak sinar matahari. Diantara bedengan perlu dibuat parit sebagai saluran air. Lebar parit sekitar 15-20 cm, dengan kedalaman 10-20 cm. Selanjutnya di atas bedengan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang yang diberikan sebaiknya sudah dingin atau sudah dibiarkan beberapa minggu. Pemupukan sebaiknya dilakukan satu minggu sebelum tanam
Gambar 4.2. Bedengan untuk pembibitan tanaman buah-buahanPenanaman biji untuk batang bawah
Sebelum penanaman biji dibuat terlebih dahulu lubang tanam dengan tugal pada bedengan. Biji ditanam dalam lubang tanam dengan kedalaman ±10 cm. Setiap lubang diisi satu butir biji. Jarak tanam antar lubang sekitar 15-20 cm, dan jarak antar barisan 15-20 cm. Setelah biji ditanam, lubang ditutup kembali dengan tanah. Satu-dua minggu kemudian biji akan tumbuh dan untuk biji yang tidak tumbuh dilakukan penyulaman.
Pemeliharaan
Agar bibit okulasi nantinya bisa menjadi tanaman yang sehat, maka batang bawah sebaiknya dipelihara dengan baik. Pemeliharaan terdiri dari penyiangan, pemangkasan, pemupukan urea, pengairan dan pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT). Penyiangan pertama dilakukan pada saat tinggi tanaman sekitar 20 cm dengan tangan atau dengan alat bantu cangkul/kored. Hal ini dilakukan untuk menghindari persaingan nutrisi antara tanaman dan gulma.
Pemupukan dimulai saat umur tanaman 1-2 bulan setelah penanaman biji dan dilanjutkan 1-2 bulan setelah okulasi. Urea yang diperlukan sebanyak 400 kg/ha. Pada tahap awal pemupukan buatlah alur melingkari tanaman. Garis tengah alur disesuaikan dengan lebarnya tajuk bibit. Kedalaman alur dibuat 2-3 cm. Pengairan dilakukan setiap hari apabila tidak turun hujan. Biji yang baru ditanam membutuhkan pengairan satu kali sehari, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terkendali sampai tanaman siap panen atau transplanting. Jenis pestisida yang digunakan adalah acinol, colatrol dan dushband dengan jumlah total sebanyak 40 liter per ha.
Hal yang lebih penting batang bawah jangan sampai memiliki cabang di bawah ketinggian 30 cm. Cara mengatasinya dengan melakukan pemangkasan bila ada tunas yang tumbuh di bagian tersebut. Dan juga perlu dijaga agar batang tetap tegak lurus sehingga akan memudahkan pengokulasian dan akan diperoleh bentuk batang okulasi yang baik.
Okulasi
Tempel atau enten atau okulasi (bahasa Belanda) atau budding (bahasa Inggris) melibatkan menyatunya bagian-bagian tanaman dengan jalan regenerasi, yang berhasil mencapai penyatuan fisik dan tumbuh menjadi satu tanaman tunggal. Bagian yang memberi akar disebut batang bawah (rootstock) dapat berupa sepotong akar atau tanaman utuh, bagian yang ditambahkan disebut batang atas (scion atau entrijs) berupa mata tempel.
Syarat batang bawah yang siap diokulasi adalah pertumbuhan batang bawah tegak dan lurus, tinggi batang 30-50 cm, jumlah ruas 8-10 ruas untuk rambutan, 2 ruas untuk mangga dan durian dan kesehatan tanaman bebas hama dan penyakit utama. Umur dari semai 6-8 bulan. Syarat mata tempel yakni asal mata tempel pohon induk yang telah ditetapkan, varietas telah dilepas, kondisi pohon induk sehat dan bebas hama dan penyakit utama, tinggi penempelan 20-30 cm dari permukaan tanah.
Secara umum okulasi terdiri dari pengirisan batang bawah, pengambilan dan penyisipan mata, pengikatan tempelan dan pemotongan batang bawah. Waktu yang baik untuk melakukan okulasi adalah pada saat kulit batang bawah maupun batang atas muda dikelupas dari kulitnya. Saat ini terjadi pada waktu pembelahan sel dalam kambium berlangsung secara aktif. Setiap tanaman mempunyai waktu pembelahan yang berbeda, ada yang aktif di musim kemarau atau saat musim hujan.
Untuk tanaman durian, mangga dan rambutan okulasi dilakukan saat musim kemarau (Juni-Agustus). Hal ini untuk menghindari jamur/cendawan. Sebab jika okulasi dilakukan saat musim hujan maka mata tempel yang ditempel akan musnah terserang jamur/cendawan sehingga okulasi gagal. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tempel yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
Adapun urutan okulasi adalah :
- Pada batang bawah, dibuat sayatan melintang sepanjang 1 cm, dari ujung irisan melintang ini kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.
- Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
- Mata tempel diambil dengan cara irisan segi empat. Besarnya kulit mata ini harus lebih kecil, karena jika ukuran kulit mata sama atau lebih besar maka okulasi akan gagal.
- Kulit mata yang telah dilepas dari kayunya, didalamnya ada kambium dan di luar ada matanya, ditempelkan pada irisan batang bawah. Setelah tempelan pas benar, kemudian diikat dengan plastik.
- Dalam waktu 2-3 minggu kemudian ikatan dibuka. Bila matanya masih hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal dan perlu dilakukan penyulaman.
Tingkat keberhasilan okulasi cukup rendah, sebagai contoh pada 100.000 bibit yang diokulasi hanya 60% saja yang tumbuh yaitu 60.000 bibit sehingga perlu dilakukan penyulaman okulasi sebanyak 40.000 bibit. Pada penyulaman ini hanya 50% yang tumbuh yaitu 20.000 bibit. Dengan demikian total tanaman yang berhasil hidup setelah okulasi (stump) adalah sebanyak 80.000 bibit atau 80%.
a. Kulit kayu batang bawah dikelupas b. Mengambil mata tempel c. Mata tempel yang bagus terdapat bintil di kulit kayu d. Tempelkan mata tempel di bagian batang bawah e. Ikat tempelan dengan plastik f. Tanaman yang berhasil diokulasi (stump)Sumber foto : Rini Wudianto dan pribadi
Foto 4.3. Tahapan okulasi
PemeliharaanPemeliharaan setelah okulasi sama dengan pemeliharaan sebelum okulasi, yaitu berupa penyiangan, pemangkasan, pemupukan urea, pengairan dan pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT).
Panen/Transplanting
Panen atau transplanting dilakukan setelah stump (tanaman hasil okulasi) berumur 6-7 bulan. Panen atau transplanting dilakukan pada Desember atau Januari dan terdiri dari dua tahap yakni :
a. Pendongkeran
Pendongkeran adalah mencabut tanaman dari lapang dan dipindahkan ke karung atau keranjang (Foto 4.4.). Alat yang digunakan yaitu pendongker. Langkah-langkah pendongkeran yaitu
- Lahan yang siap dipanen diairi terlebih dahulu selama 1-2 hari. Hal ini dimaksudkan agar tanah dan tanaman mudah dicabut/diambil dan ridak hancur.
- Pendongker ditusuk/dimasukkan ke dalam tanah disekeliling tanaman sedalam kurang lebih 20 cm. Baru kemudian tanaman diangkat dan dimasukkan ke sobekan karung atau keranjang.
Foto 4.4. Cara pendongkeran atau pencabutan bibit
b. PengangkutanSetelah pendongkeran bibit dimasukkan ke sobekan karung atau keranjang, kemudian karung diikat dengan tali rafia agar tanah tidak jatuh dan rusak sehingga bibit dapat mati. Setelah itu bibit diangkut ke showroom dan dibiarkan selama 3-4 minggu untuk adaptasi dan mengetahui kepastian tumbuhnya baru setelah diketahui kepastian hidup bibit dapat dipasarkan
Foto 4.5. Bibit yang selesai ditransplanting kemudian di bawa ke showroom
Pemberian labelPemberian label dilakukan oleh BPSB Denpasar Kantor Perwakilan Singaraja dan pengawasan dimulai mulai dari penanaman batang bawah hingga transplanting. Tanaman hasil okulasi (stump) yang siap dilabel yaitu jumlah cabang tunas mata tempel minimum satu jumlah daun pada mata tempel pasca aklimatisasi 8 helai, panjang tunas mata tempel (minimum) dan atau jumlah ruas pada tunas mata tempel yakni 30-40 cm /2 ruas, kondisi fisik bibit sehat bebas hama dan penyakit utama, umur bibit sejak penempelan (minimum) 6 bulan. Pemberian label dapat dilihat pada lampiran 15.
Gambar 4.6. Contoh label benih yang digunakan penangkar pada bibit mangga Lalijiwa
Proses Produksi
Jenis dan Mutu Produksi
Jumlah produksi bibit tanaman buah-buahan tergantung pada iklim dan cuaca, karena jika hujan yang terus menerus terjadi akan menyebabkan kemunduran waktu okulasi bahkan jika dipaksakan akan menyebabkan kegagalan okulasi dan penangkar mengalami kerugian. Selain itu luas lahan untuk pembibitan yang digunakan penangkar umumnya sewa jadi jika lahan pembibitan berkurang maka produksi pun menurun. Kehilangan hasil produksi berkisar 20-30 % dan okulasi merupakan tahap yang kritis.
Menurut mutu, bibit tanaman buah-buahan dapat dibedakan berdasarkan jenis dan tinggi tanaman. Harga bibit durian adalah yang paling mahal, diikuti oleh mangga dan terakhir rambutan. Tinggi bibit tanaman 30-40 cm adalah yang paling murah sedangkan tinggi bibit hingga 1 meter dapat mencapai Rp 10.000,- per bibit untuk durian Kani. Untuk mangga baik itu Arumanis maupun Lalijiwa ukuran bibit 60-70 cm harga bibit Rp 7500,- per bibit, demikian juga untuk rambutan
Produksi optimum
Berdasarkan hasil wawancara dengan penangkar dan Dinas Pertanian, produksi optimum pembibitan tanaman buah-buahan dengan luas satu hektar adalah 100.000 bibit. Kapasitas produksi optimum tersebut dapat dicapai jika tahapan-tahapan kritis dalam pembibitan tanaman buah-buahan dapat ditekan seminimal mungkin
Kendala Produksi
Banyak faktor yang mempengarui usaha pembibitan tanaman buah-buahan di Kecamatan Sawan dan Kabutambahan Kabupaten Buleleng yakni ketersediaan mata tempel, ketersediaan biji atau seedling, kondisi iklim dan cuaca pada saat okulasi dan pendongkeran. Faktor-faktor tersebut adalah
- Ketersediaan mata tempel
Ketersediaan mata tempel mempengaruhi jenis dan jumlah produksi bibit. Pohon induk penghasil mata tempel yang dapat tumbuh baik di Kecamatan Sawan dan Kabutambahan adalah mangga, durian dan rambutan. - Ketersediaan biji atau seedling
Ketersediaan biji atau seedling mempengaruhi jenis dan jumlah produksi bibit. Jika jumlah biji yang diperlukan tidak tersedia maka penangkar membatasi produksi. Penangkar umumnya membeli biji dari pedagang biji atau penangkar membeli langsung ke petani buah. - Okulasi
Saat yang tepat melakukan okulasi untuk durian, rambutan dan mangga adalah saat musim kemarau karena pada waktu tersebut curah hujan berkurang. Saat ini akibat efek dari pemanasan global terjadi perubahan iklim dan cuaca akibatnya petani sulit memprediksi kapan musim kemarau akan berlangsung dan kapan musim hujan akan berlangsung - Pendongkeran
Pendongkeran yang tidak hati-hati akan mengakibatkan akar akan terputus sehingga bibit tanaman akan mati. Hujan yang terjadi ketika pendongkeran akan menyebabkan tanah mudah runtuh/hancur sehingga akan menyebabkan kematian bibit.
dari : bi.go.id
Saya sedang mengembangkan benih Edamame (Kedelai Jepang). Jika ada yang membutuhkan silahkan hub saya di 081336954040 (Telp/SMS).
bisakah anda memberikan informasi mengenai pembibitan tanaman Mangrof.
saya akan setia mengakses setiap materi yang anda paparkan disini dan saya harap anda mengirimkan setiap materi yang anda dapat.
terima kasih
kepada para pengusaha bibit saya salah satu petani pembibitan terutama buah-buahan, saya memiliki tanaman berbagai macam jenis dan ukuran, kami memberikan harga yang sangat murah jika ada yang berminat silhkan tlp di 085290008474
mampir…
mo bagi sedikit info tentang pohon jabon..
salam…..
salam hormat,
kami CV. Wika Jaya, kami adalah penangkar bibit tanaman pertanian-perkebunan-hortikultura
untuk informasi bisa kunjungi web kami:
http://www.wikajaya.com
Kami menyediakan berbagai bibit tanaman kebutuhan anda…
mudah-mudahan bisa sharing
terima kasih